TERAS SRAGEN – Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Kabupaten Sragen, Supriyadi menyambut baik aktifnya kembali klub sepakbola Sragen United. Bahkan, pihaknya siap mengeluarkan rekomendasi untuk Sragen United selama persyaratan bisa dipenuhi untuk berkompetisi di Liga 3.
“Kami siap mengeluarkan rekomendasi untuk Sragen United selama persyaratan bisa dipenuhi untuk berkompetisi di Liga 3. Saat ini kita belum ditembusi. Sekarang ini kami masih fokus pada persiapan Bupati Cup di Stadion Taruna yang digelar bulan Oktober mendatang. Dari pemerintah dianggarkan Rp50 juta,” terang Supriyadi yang akrab disapa Mas Supri ini.
Menurut Supri, untuk mengaktifkan sepakbola agar berjalan dengan baik itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Karena banyak sekali biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Misal untuk gaji pemain, pelatih, pengurus, biaya kesehatan, transportasi dan lainnya. Bahkan untuk latihan saja juga butuh biaya.
“Karena butuh banyak biaya untuk sepakbola, kalau Sragen United dipegang oleh swasta ya monggo saja,” kata pria ramah ini.
Seperti diketahui, Klub sepak bola asal Kabupaten Sragen bernama Sragen United terus berbenah setelah resmi dibeli oleh Juliyatmono, Bupati Karanganyar, Jawa Tengah. Akuisisi itu dilakukan Juliyatmono jelang Liga 3 3023 yang akan segera bergulir, yakni di bulan Oktober mendatang.
“Liga 3 kan terus libur panjang sekarang Oktober mau digulirkan. Sekarang mau ikut Liga 3. Yang pasti kiprah Sragen United ini untuk membangkitkan rasa kebanggaan masyarakat Sragen,” jelas Juliyatmono.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan ingin mengulang masa kejayaan Sragen United yang pernah berlaga di Liga 2 pada tahun 2017 lalu. Namun, karena Sragen United tidak melanjutkan kompetisi Liga 2, maka terdegradasi ke Liga 3.
“Sekarang sudah saya tata, nanti untuk manajemen dan komposisi pemain sedang saya lakukan pembahasan dengan beberapa pihak, termasuk merekrut pelatih nasional,” jelas Juliyatmono.
Sragen United yang berjuluk Laskar Gajah Purba tersebut merupakan salah satu titisan dari Laga FC. Di mana saat itu lisensinya dibeli oleh salah satu pengusaha lokal asal Sragen dengan nilai sekitar Rp 5 miliar. Klub dengan jersey khas warna oranye dan memiliki lambang gajah purba tersebut sempat berhasil masuk ke Liga 2 pada 2017.
Bahkan, digadang-gadang bisa menjadi pesaing dari tim-tim lain asal Jateng, seperti Persijap Jepara, PSIS Semarang, bahkan Persis Solo. Namun karena manajemen yang sebelumnya bermasalah, Sragen United kemudian diserahkan ke Asprov PSSI Jawa Tengah. (azr)