TERAS SRAGEN – Kelompok Pecinta Alam DewaRuci Sragen berharap kebakaran hutan Gunung Lawu yang terus merembet itu segera teratasi dan dapat dipadamkan.
“Kami berharap kebakaran Gunung Lawu segera dipadamkan, agar tidak merusak keindahan alam, habitat, dan agar tidak merembet ke mana-mana termasuk ke pemukiman warga,” harap salah satu pengurus Kelompok Pecinta Alam DewaRuci Sragen, Nugroho Bambang Adi Utomo kepada Teras Sragen.
Menurut Mas Nug -panggilan akrab Nugroho Bambang Adi Utomo- kebakaran hutan di musim kemarau itu rentan meluas, karena banyak lahan atau tanaman yang kering sehingga mudah terbakar. Ditambah lagi hembusan angin, akan cepat sekali merembetnya.
“Anggota kita dari DewaRuci ada yang berangkat ke lokasi jadi relawan. Semoga Gunung Lawu segera padam, segara kondusif, segera membaik. Semoga segera pulih dan hijau kembali Lawu ku,” tandasnya.
Sekadar diketahui, Kebakaran di Gunung Lawu yang berawal dari kebarakaran hutan di Desa Giri Mulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jumat (29/9). Terus merembet ke wilayah Magetan Jawa Timur dan merembet juga ke wilayah Ngargoyoso dan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Karanganyar, Juli Padmi Handayani mengatakan kebakaran di Gunung Lawu itu membuat tiga puncak ikut terbakar. Ia mengatakan pemantauan dilakukan oleh BPBD melalui Cemoro Kandang.
“Kebakaran sudah masuk ke Karanganyar, ini tadi kondisi api berbentuk cincin. Tiga puncak sudah terbakar,” kata Juli Padmi Handayani kepada wartawan.
Administratur KKPH Perhutani Surakarta, Herri Merkussiyanyanto Putro mengatakan, kebakaran hutan lindung di Gunung Lawu wilayah Karanganyar semakin meluas. Bahkan luasan lahan yang terbakar meningkat 3 kali lipat. Titik kebakaran masih berada di anak petak 63A1 dan 63A2 di Kecamatan Jenawi dan Ngargoyoso.
“Sampai sekarang lebih dari 60 hektare, tidak menutup kemungkinan akan bertambah. Karena informasinya Hargo Tiling dan Hargo Puruso sudah terbakar, kita akan hitung lagi menunggu tim dari atas,” kata Herri, Rabu (4/10/2023).
BACA JUGA: Hutan Gunung Lawu Terbakar, Dampak Abu dan Asap Menyebar Hingga Wilayah Sragen
Dia mengatakan, penghitungan luasan wilayah yang terdampak ini, berdasarkan penghitungan manual relawan yang naik ke atas. Titik api akan dikoordinatkan, lalu dilakukan pemetaan. Sebab, drone Perhutani tidak bisa diterbangkan ke titik api. Objek yang terbakar masih berupa ilalang, savana, dan cemara. Proses pemadaman diperkirakan akan cukup lama bila hujan tidak turun.
“Dari 2011 belum terbakar, materialnya juga menumpuk. Ini siklus alami sebenarnya, tapi kalau dibiarkan kan nggak bagus juga, dikhawatirkan masuk permukiman,” ucapnya.
Bupati Karanganyar Juliyatmono, SK penetapan status tanggap darurat sudah ia tandatangani, Rabu (4/10). Koordinasi dengan BNPB terus dilakukan untuk pemadaman dengan Water Bombing.
Tampak satu unit helikopter Water Bombing terbang di langit Kecamatan Jenawi sekitar pukul 16.00 WIB. Helikopter itu terbang dari selatan ke utara. Helikopter itu terlihat melintas di kawasan sebanyak tiga kali.
“Water bombing dimulai hari ini. Koordinasi tiga wilayah meliputi Magetan, Ngawi dan Karanganyar sudah dilakukan untuk itu,” jelas Bupati Karanganyar Juliyatmono.
Yuliyatmono mengatakan koordinasi dilakukan dengan Kabupaten Karanganyar terkait dengan sumber air yang akan digunakan untuk water bombing. Di Karanganyar ada dua sumber air yang digunakan, yakni Telaga Madirda di Kecamatan Ngargoyoso dan Waduk Gondang, Kecamatan Kerjo.
“Dan, pemadaman dengan cara manual juga terus dilakukan, dari BPBD daerah, TNI, Polri, dan relawan berusaha memadamkan api dari lokasi,” jelas Pemilik Klub sepakbola Sragen United tersebut. (azr)