Sragen  

Bupati Sragen: Burung Hantu Upaya Pengendalian Tikus Ramah Lingkungan

Bupati Sragen Burung Hantu

TERAS SRAGEN – Tikus menjadi salah satu musuh petani yang sangat merugikan, dapat mengurangi hasil produksi tanaman pangan terutama tanaman padi hingga mencapai 70 %.

Dalam pengendalian tikus seringkali kita menggunakan produk yang tidak ramah terhadap lingkungan (Pestisida Kimia sintetis). Jika penggunaan terus menerus sangat berbahaya bagi lingkungan.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen bersinergi dengan PT Jasamarga Solo Ngawi selaku badan usaha jalan tol ruas Solo-Ngawi memberikan bantuan rumah burung hantu dan 42 ekor burung hantu (Tyto alba) kepada kelompok tani di 5 Kecamatan di Kabupaten Sragen untuk menanggulangi hama tikus yang berada di Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Tanon, dan Sukodono.

Bantuan burung hantu itu diserahkan secara simbolis oleh Direktur Teknik dan Operasional PT JSN, M. Historya Ayanda, bersama Bupati Sragen, dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dan anggota DPRD Jateng, Untung Wibowo Sukawati, yang dipusatkan di Lapangan Desa Sidoharjo, Sragen, Selasa (10/10/2023).

BACA JUGA: Bupati Sragen Optimis Masuk Tiga Besar Kabupaten Terinovatif IGA 2023

“Alhamdulillah, Kami mendapat bantuan 20 pasang burung hantu dari PT JSN untuk petani yang memiliki sawah di sepanjang area jalan tol. Rumah tikus banyak di pematang dekat tol atau di timbunan tol. Salah satu solusinya dengan menggunakan Tyto alba sebagai predator alami,” ungkap Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Bupati berharap puluhan burung hantu itu bisa berkembang biak sehingga populasinya lebih banyak. Ia meminta petani merawat dengan baik burung hantu itu.

“Sebetulnya PT JSN sudah menyerahkan bantuan burung hantu tersebut sekitar tiga pekan lalu. Namun butuh masa karantina sebelum diserahkan ke petani. Karantina ini diperlukan supaya predator alami tersebut nyaman di rumah burung hantu (rubuha) yang sudah disiapkan,” jelas Bupati.

Total ada 40 unit rubuha, separuh di antaranya bantuan dari JSN, sisanya dari Pemkab Sragen.

“Satu unit rubuha itu untuk sepasang burung hantu. Kenapa lebih banyak rubuha? Untuk perkembangbiakan kedepan,” lanjut Bupati.

BACA JUGA: Bupati Sragen Bangga, Anniversary SMPN 1 Sragen ke-77 Latih Siswa Berwirausaha dan Inovatif

Direktur Teknik dan Operasional PT JSN, M. Historya Ayanda, menyebut satu pasang burung hantu harganya Rp850.000. Dia menerangkan jika para ahli pertanian sudah membuktikan Tyto alba efektif untuk mengontrol hama tikus.

“Kalau menghilangkan sama sekali sulit. Burung hantu itu kan rantai makanan tikus agar populasi tikus terkendali. Sepasang tikus itu bisa berkembang biak sampai 2.000 ekor per tahun,” tutupnya. (Diskominfo/Han)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *