Bupati Sragen Digambar Karikatur di Pameran Gelar Karya Profil Penguatan Pelajar Pancasila

Bupati Sragen Digambar Karikatur
Bupati Sragen Digambar Karikatur

TERAS SRAGEN – Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati digambar Karikatur oleh pelajar di Pameran Gelar Karya Profil Penguatan Pelajar Pancasila.

Kegiatan Pameran Gelar Karya Profil Penguatan Pelajar Pancasila ini, selain menggelar pameran produk-produk inovasi sekolah masing-masing, juga memberikan kesempatan kepada talenta-talenta baru dari anak sekolah mulai dari PAUD, TK, SD hingga SMP untuk tampil berkesenian.

Ada yang berbeda dari kegiatan Gelar Karya kali ini Kamis (9/11/2023) yang dihelat di SMP Negeri 5 Sragen. Selain dihibur oleh penampil-penampil cilik mulai dari tarian, menyanyi solo, gerak dan lagu ada pula yang spesial yakni performance arts yang berkolaborasi antara seni musik dan seni menggambar.

Alin, Atila dan Evika siswi-siswi kelas 5 SD Negeri Mojo 58 berkesempatan menggambar karikatur langsung didepan orang nomor satu di Kabupaten Sragen yang diiringi dua buah lagu selama tujuh menit.

Guru pembimbing seni, Arum mengatakan tampilan menggambar diiringi seni musik disebut performance arts. Di Sragen performance arts sangatlah asing namun dirinya mencoba menerapkan hal tersebut kepada anak didiknya yang dirasa sudah mampu menggambar realis.

“Sebenarnya potensi menggambar anak-anak itu sudah terlihat sejak kecil. Bagaimana kita sebagai guru mengarahkan anak kedunia rupa apa. Apakah surealis, dekoratif, realis atau karya gradasi yang biasanya untuk perlombaan.”ujar Arum yang juga pemilik sanggar corat-coret Sragen.

Anak-anak tersebut hanya berlatih dua kali untuk acara ini. Mereka berlatih menggambar ciri khas Sragen yaitu Gading dan logo Kabupaten Sragen serta gambar karikatur Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Ia menceritakan salah satu anak didiknya Alin yang memang memiliki bakat didunia rupa realis dan menggambar anime. Ia harus menangkap karakter Bupati Yuni seperti apa tidak harus sama persis. Bagaimana jilbabnya wajahnya dan seperti apa bentuk kacamatanya.

“Biasanya dunia rupa itu anak cuma menggambar, duduk diam kemudian gambar dikumpulkan lalu dipajang. Tapi ini beda. Anak diajari untuk tampil dan mengeksplor karya. Ini kan hasilnya masih hitam putih, rencana ke depan saya ingin mengenalkan performance arts itu lebih luas dengan main warna. Serta mengkolaborasi beberapa seni bisa diiringi musik, instrumen atau tarian.”terangnya.

Dijelaskannya, sebagai lulusan seni rupa murni performance arts merupakan seni yang biasa ditampilkan oleh kalangan anak-anak seni rupa. Untuk itu sebagai pemerhati seni rupa anak-anak, dirinya tergerak untuk mengajak dan mengajarkan anak mengekspresikan karyanya langsung didepan orang banyak.

“Karena ini bentuknya kolaborasi saya mengangkat ciri khas Sragen dan ada logo Sragen seperti padi dan kapas yang jumlahnya harus sesuai karena ada maknanya. Tampil didepan banyak orang pasti membuat anak-anak ini grogi apalagi harus menggunakan waktu.”urainya.

Sementara Mikaela Alina Sukma (Alin) saat ditemui terpisah mengaku grogi menggambar di depan Bupati Sragen. Walaupun sudah sering mengikuti lomba menggambar, pengalaman menggambar didepan banyak orang adalah hal yang paling sulit terlebih harus menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan. (Diskominfo/mam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *